Stairlift Borobudur Jadi Dilema Akses Pelestarian

Breathtaking view of Borobudur Temple, Indonesia, surrounded by mist and mountains at sunrise.

Halo Poppals! rencana pemasangan stairlift di Candi Borobudur memantik dilema antara bentuk inklusivitas dan upaya pelestarian warisan budaya dunia. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas agar dapat menikmati keindahan candi secara utuh.

Namun, muncul kekhawatiran bahwa intervensi ini berisiko merusak struktur asli candi yang telah berusia lebih dari 1.200 tahun.

Fasilitas akses disabilitas di Borobudur terbilang masih terbatas dan belum optimal. Ramp, toilet khusus, hingga jalur guiding block sudah tersedia, tetapi belum mampu mengakomodasi akses ke bagian atas stupa.

Pemasangan stairlift merupakan sebagai solusi teknologi yang inklusif, namun perlu melihat dari aspek konservasi.

Balai Konservasi Borobudur mencatat bahwa gesekan alas kaki wisatawan menyebabkan keausan batu tangga hingga 0,175 cm setiap tahunnya. Karena itu, pemerintah telah menerapkan pembatasan pengunjung tiap harinya dan penggunaan alas kaki khusus.

Kalau saja memasang stairlift tanpa studi komprehensif, banyak yang menkhawatirkan malah mempercepat degradasi pada candi itu sendiri.

Isu ini menyentuh langsung kepentingan masyarakat sekitar dan generasi muda Indonesia sebagai pewaris budaya bangsa. Borobudur bukan hanya destinasi wisata, tapi juga simbol peradaban dan spiritualitas yang patut dijaga.

Setiap intervensi fisik yang dilakukan harus dipertimbangkan keberlanjutan nilai sejarahnya.

Urgensi aksesibilitas merupakan hal penting karena setiap orang, termasuk penyandang disabilitas, berhak menikmati pengalaman budaya yang sama. Rencana stairlift menjadi representasi perjuangan kesetaraan di ruang publik, termasuk situs warisan.

Namun, tantangannya adalah bagaimana mewujudkan inklusivitas tanpa mengorbankan integritas sejarah.

Perdebat soal stairlift Borobudur ini bukan cuma tentang teknologi atau konservasi, tapi tentang bagaimana kita menata dan menjaga masa depan warisan budaya dengan cara yang adil.

Karena menjaga Borobudur bukan soal menjaga batu, tapi menjaga nilai.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *