
Hai Poppals! Netflix resmi merilis serial animasi Devil May Cry pada 3 April 2025. Serial ini
merupakan adaptasi dari waralaba video game populer milik Capcom. Dengan delapan episode, serial
ini menghadirkan aksi Dante dalam dunia yang penuh dengan iblis dan konflik batin.
Langkah ini memperluas jejak Capcom dalam dunia adaptasi animasi setelah kesuksesan Resident Evil. Serial ini disutradarai oleh Adi Shankar, yang sebelumnya sukses dengan Castlevania. Adi bekerja sama dengan penulis Alex Larsen untuk menghadirkan kisah baru yang terinspirasi dari prekuel manga Devil May Cry 3.
Hype yang Cukup Besar
Keterlibatan nama-nama besar memperkuat kepercayaan penggemar terhadap kualitas adaptasi ini. Johnny Yong Bosch mengisi suara Dante, menggantikan Reuben Langdon dari versi gim. Karakter Dante tampil lebih emosional dan dewasa dibanding versi sebelumnya.
Kisah ini membawa elemen segar yang memadukan aksi brutal dan drama keluarga. Mengambil latar di dunia alternatif bernama “Bootleg Multiverse”, Dante berhadapan dengan organisasi pemerintah DARKCOM dan teroris White Rabbit. Serial ini juga memperkenalkan karakter baru seperti Alice dan menyoroti hubungan Dante dengan saudaranya, Vergil.
Popularitasnya terlihat dari performa penayangan selama minggu pertama. Meskipun menerima ulasan beragam, serial ini berhasil masuk peringkat keempat dalam daftar top 10 global Netflix dengan 5,3 juta penonton dalam tiga hari pertama. Serial ini juga mendapatkan skor 95% dari kritikus di Rotten Tomatoes.
Capaian tersebut memperkuat kepercayaan diri Netflix untuk melanjutkan ceritanya. Netflix telah mengkonfirmasi bahwa musim kedua sedang dalam pengembangan. Adi Shankar mengisyaratkan kemungkinan crossover karakter dari Castlevania di masa depan.

Stigma Negatif ke Positif
Salah satu aspek menarik dari serial ini adalah pendalaman karakter musuhnya. Salah satu episode yang menonjol adalah saat Dante menghadapi White Rabbit, yang awalnya tampak sebagai antagonis satu dimensi. Namun, seiring berjalannya cerita, terungkap bahwa motif White Rabbit didorong oleh trauma masa lalu dan keinginan membalas ketidakadilan.
Pendekatan ini mengubah persepsi penonton terhadap karakter tersebut. Alih-alih sekadar musuh, White Rabbit tampil sebagai sosok kompleks dengan nilai kemanusiaan tinggi. Narasi ini memberikan nuansa emosional yang jarang ada dalam adaptasi game lainnya.
Sentuhan personal turut mewarnai proses produksi serial ini. “Saya ingin memberikan penghormatan kepada Kevin Conroy, yang mengisi suara VP Baines. Kontribusinya dalam dunia animasi sangat besar,” ujar Adi Shankar dalam wawancara dengan GamesRadar. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa serial ini juga menjadi bentuk apresiasi terhadap pelaku industri animasi
Dukungan teknis dan musikal turut memperkaya atmosfer cerita. Studio Mir dari Korea Selatan merupakan studio yang memproduksi serial ini, dan juga menampilkan lagu pembuka “Rollin'” oleh Limp Bizkit. Selain itu, Evanescence merilis lagu baru berjudul “Afterlife” sebagai bagian dari soundtrack.
Kombinasi visual modern dan musik nostalgia memperluas daya tarik serial ini.Dengan kualitas animasi tinggi dan narasi emosional, Devil May Cry sukses menembus batas ekspektasi penggemar. Adaptasi ini membuktikan bahwa dunia game bisa hadir dengan nuansa baru dan penuh makna di platform streaming.
[…] Baca berita selanjutnya […]