
Ketika Dune: Part Two tayang perdana pada awal 2024, kritik dan penonton sepakat dalam satu hal: film ini bukan sekadar tontonan, melainkan pengalaman penuh yang menyedot penonton masuk ke dalam dunia Arrakis.
Sutradara Denis Villeneuve memang membawa visi besar, namun kekuatan Dune 2 sesungguhnya lahir dari sinergi luar biasa tim produksinya mulai dari tata artistik, kostum, efek visual, hingga desain suara yang memukau.
Aspek mencolok
Salah satu aspek paling mencolok dari Dune: Part Two adalah bagaimana lingkungan gurun planet Arrakis terasa sangat nyata dan hidup.
Production designer Patrice Vermette, yang juga bekerja di film pertamanya, kembali menghidupkan dunia ini dengan lebih berani dan megah.
“Kami ingin penonton mencium pasirnya, merasakan anginnya, dan takut terhadap cacing raksasanya,” ungkap Vermette dalam wawancara bersama Vanity Fair.
Ia dan timnya membangun set fisik dalam skala besar, termasuk bagian dalam benteng Harkonnen dan gua rahasia Fremen, menggunakan material yang nyata agar cahaya dan tekstur terasa otentik di kamera.
Desainer kostum Jacqueline West tidak hanya mendandani karakter, tapi menciptakan identitas budaya lewat kain dan potongan busana.
Dari jubah-jubah ringan suku Fremen hingga armor militer rumah Harkonnen yang mengintimidasi, semuanya menyiratkan struktur sosial dan keyakinan yang mendalam.
West menjelaskan bahwa kostum Fremen terinspirasi dari berbagai budaya gurun di dunia nyata, namun film ini memadukannya dengan siluet futuristik.
“Kami ingin sesuatu yang terlihat organik namun tetap asing bagi penonton,” ungkapnya.
Audio yang Hidup
Jika visual Dune 2 menakjubkan, maka audionya adalah jantung yang membuatnya hidup. Desain suara, dipimpin oleh Mark Mangini dan Theo Green, menciptakan lanskap sonik yang kompleks dan menegangkan.
Contohnya, suara langkah cacing pasir makhluk raksasa khas Arrakis. Terbuat dari kombinasi getaran mesin industri, suara gajah, dan bahkan suara napas manusia yang mereka modifikasi.
“Kami ingin suara yang tidak bisa langsung dikenali, tapi menggetarkan naluri bawah sadar,” ungkap Mangini.
Teknik spatial audio dan penggunaan suara dalam adegan seperti ritual suku Fremen. Atau pertempuran gurun memberi kedalaman yang tidak hanya terdengar, tapi terasa di dada penonton.
Dune: Part Two bukan hanya keberhasilan Denis Villeneuve. Tetapi juga cerminan harmoni tim produksi kelas dunia yang bekerja dengan visi bersama.
Film ini bukan hanya berhasil mengisahkan perjalanan Paul Atreides. Tapi juga membawa penonton ke dalam dunia yang asing namun terasa dekat dan nyata.