Film Kontroversial Luar Negeri Batal Tayang

A dramatic depiction of a hand pressed against a foggy, illuminated window.

Hai Poppals!, Dunia perfilman sering kali menjadi medan eksplorasi ide-ide liar, kritik sosial tajam, dan eksperimen artistik yang melampaui batas kenyamanan. Namun tak semua film kontroversial berhasil mencapai layar lebar.

Beberapa justru dihentikan, dibatalkan, atau dilarang tayang karena dianggap mengandung unsur yang terlalu berbahaya, tidak pantas, atau sensitif secara politik dan budaya.

Berikut adalah daftar 5 film internasional yang pernah menimbulkan kontroversi begitu besar hingga tak pernah rilis secara resmi.

1. The Day the Clown Cried (1972) – Amerika Serikat

Sutradara dan di bintangi oleh legenda komedi Jerry Lewis, film ini berkisah tentang seorang badut yang di penjara oleh Nazi. Kemudian ia harus menghibur anak-anak Yahudi sebelum mereka akan petugas pindahkan ke kamar gas.

Tema sensitif ini, apalagi penggambaran satir yang tidak pantas, membuat film ini tidak pernah rilis. Bahkan Jerry Lewis sendiri kemudian menyesal membuatnya dan menyimpan film itu selama bertahun-tahun. Hingga kini, hanya sedikit cuplikan yang pernah bocor ke publik.

2. Cannibal Holocaust (1980) – Italia

Film horor semi-dokumenter karya Ruggero Deodato ini begitu realistis hingga sang sutradara sempat menangkap karena diduga membuat film snuff (film pembunuhan nyata). Dengan adegan kekerasan ekstrem, pemerkosaan, dan pembunuhan binatang secara nyata di layar.

50 negara sempat melarang Cannibal Holocaust untuk tayang. Meski akhirnya tayang dalam versi suntingan di beberapa negara, versi aslinya masih terlalu kejam untuk konsumsi publik.

3. Death of a President (2006) – Inggris

Film semi-dokumenter fiksi ini menggambarkan pembunuhan terhadap Presiden AS George W. Bush. Rilis di tengah situasi politik yang tegang pasca-Perang Irak, film ini langsung mendapat kecaman keras oleh banyak pihak.

Beberapa jaringan bioskop besar menolak menayangkannya, dan distribusi global pun mendapat batasan karena khawatir memicu keresahan dan tuduhan propaganda.

4. I Love You, Daddy (2017) – Amerika Serikat

Film ini seharusnya menjadi comeback besar bagi komedian Louis C.K., yang menyutradarai dan membintangi kisah tentang seorang ayah yang cemas ketika anak gadisnya jatuh cinta pada seorang pria tua.

Namun, film ini menarik diri dari peredaran sebelum rilis karena skandal pelecehan seksual yang melibatkan Louis C.K. sendiri, terungkap tak lama sebelum penayangan. Meski filmnya selesai dan sudah tayang di beberapa festival, studio membatalkan rilis komersialnya secara total.

5. The Interview (2014) – Amerika Serikat

Komedi satir ini menampilkan dua jurnalis yang bertugas untuk membunuh pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un. Reaksi keras dari pemerintah Korea Utara membuat Sony Pictures menghadapi serangan siber besar-besaran yang isunya hal itu berasal dari rezim tersebut.

Karena ancaman keamanan nasional dan tekanan diplomatik, film ini batal tayang di banyak bioskop dan hanya rilis secara terbatas secara digital. Kasus ini menjadi contoh nyata bagaimana film bisa memicu ketegangan internasional.

Kelima film kontroversial menunjukkan bagaimana batas antara seni, etika, dan politik sering kali menjadi ranjau yang menjadi halangan. Dalam beberapa kasus, film bisa menjadi cermin yang terlalu jujur atau satir yang terlalu tajam hingga dunia belum siap untuk menontonnya.

Namun ironisnya, justru karena pembatalan itulah film-film ini hidup dalam mitologi perfilman: sebagai karya yang “dilarang”. Sering menjadi pembicaraan lebih karena kontroversinya daripada karena ceritanya sendiri.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *