Ogoh-ogoh Tulak Tunggul Jadi Sorotan

Sumber Instagram: @st.sentanaluhur

Halo Poppals! Ogoh-ogoh Tulak Tunggul dari Sekaa Teruna Sentana Luhur, Banjar Kelodan, Tampaksiring, Gianyar, Bali, menarik perhatian publik dalam pawai malam pengerupukan sebelum Nyepi, Jumat, 28 Maret 2025. Keunikan desain dan filosofi mendalam menjadikan patung ini viral di TikTok dan ramai menjadi pembicaraan pecinta budaya di seluruh Indonesia.

Baca juga disini

Makna Simbol

Sebagai bagian dari tradisi Nyepi, ogoh-ogoh berfungsi sebagai simbol pengusiran kekuatan negatif sebelum memasuki tahun baru Saka. Tulak Tunggul menampilkan sosok pohon beringin magis yang melambangkan keteguhan, perlindungan, dan persatuan. Kain poleng hitam-putih yang membalut patung mencerminkan konsep Rwa Bhineda, keseimbangan antara dua elemen berlawanan seperti baik dan buruk. Keberadaan pohon beringin dalam karya ini juga melambangkan kelangsungan hidup dan nilai-nilai kebersamaan yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Bali.

Mang Egik, konseptor ogoh-ogoh ini, menyampaikan bahwa Tulak Tunggul juga memiliki nilai kritik sosial. Bentuk kaki yang tidak simetris serta ekspresi wajah yang penuh makna mencerminkan kompleksitas manusia. Perpaduan unsur magis dan seni tinggi menjadikan karya ini tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga mengundang refleksi. Beberapa ornamen tambahan pada patung ini memperkuat pesan yang tersirat, termasuk detail ukiran yang menggambarkan keseimbangan antara tradisi dan modernitas.

Pembuatan banyak menggunakan unsur tradisional

Pembuatan ogoh-ogoh ini melibatkan pemuda-pemudi Banjar Kelodan yang bekerja selama berbulan-bulan. Dengan bahan utama bambu dan kertas, mereka menciptakan bentuk yang dinamis dan penuh detail. Proses pewarnaan dan pencahayaan juga dirancang secara cermat agar patung terlihat lebih hidup saat diarak. Untuk menciptakan efek visual yang dramatis mereka menggunakan beberapa teknik seni tradisional, meningkatkan daya tarik ogoh-ogoh ini saat tampil di jalanan.

Dukungan masyarakat terhadap pawai ogoh-ogoh sangat besar. Ribuan orang menyaksikan langsung kemegahan Tulak Tunggul, sementara unggahan di media sosial penuh dengan komentar positif. Antusiasme ini menunjukkan bahwa seni dan budaya tradisional Bali tetap relevan di era digital. Banyak pengunjung dari luar daerah yang datang khusus untuk menyaksikan pawai ini, membuktikan bahwa daya tarik ogoh-ogoh tidak hanya sebatas budaya lokal, tetapi juga menarik perhatian nasional.

Kehadiran Tulak Tunggul dalam parade tahun ini menggarisbawahi pentingnya melestarikan warisan budaya. Inovasi dalam seni ogoh-ogoh membuktikan bahwa tradisi dapat terus berkembang tanpa kehilangan akar budayanya. Dengan semangat kreativitas dan gotong royong, generasi muda diharapkan terus menjaga dan mengembangkan budaya lokal agar tetap hidup di masa depan. Semakin banyaknya apresiasi terhadap seni tradisional seperti ini juga membuka peluang bagi seniman muda untuk terus berkarya dan membawa budaya Bali ke panggung yang lebih luas.

Baca berita Selanjutnya

One comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *