Film horor Petaka Gunung Gede rilis 6 Februari 2025, langsung mencuri perhatian penonton Indonesia berkat kisah mistis mengerikan dan mendalam. Disutradarai oleh Azhar Kinoi Lubis, film ini terinspirasi dari kisah nyata yang terjadi pada tahun 2007.

Mengisahkan dua sahabat, Maya (Arla Ailani) dan Ita (Adzana Ashel), yang memutuskan mendaki Gunung Gede. Namun, mereka tanpa sengaja melanggar pantangan adat lokal, yang terkait dengan mitos yang dipercaya oleh penduduk setempat. Kejadian ini memicu teror supernatural yang mengancam keselamatan mereka dan membuat perjalanan mereka berubah menjadi mimpi buruk.

Latar Gunung Gede yang indah menjadi kontras dengan ketegangan yang terus meningkat sepanjang film. Keindahan alam gunung yang memesona justru semakin memperkuat atmosfer horor yang mencekam. Setiap adegan mengundang rasa takut dan penasaran melalui sinematografi yang kuat dan tata suara yang menambah intensitas cerita.

Penyutradaraan yang handal dan akting para pemeran utama, seperti Endy Arfian, Teuku Rifnu Wikana, dan Jeremie Moereman. Semakin mendalami emosi dan ketegangan yang terasa oleh karakter-karakter dalam cerita ini.

Dalam waktu yang relatif singkat, Petaka Gunung Gede berhasil mencatatkan prestasi luar biasa. Dalam 13 hari pertama penayangannya, film ini meraih lebih dari 2 juta penonton. Hingga akhir April 2025, jumlah penontonnya mencapai lebih dari 3 juta.

Hal ini menjadikannya salah satu film Indonesia terlaris tahun ini. Kesuksesan ini menandakan bahwa genre horor lokal, terutama yang berbasis mitos dan budaya Indonesia. Topik ini masih memiliki daya tarik besar bagi penonton tanah air.

Petaka Gunung Gede juga menunjukkan potensi besar film Indonesia di pasar internasional. Rencananya, film ini akan rilis di beberapa negara tetangga, termasuk Malaysia dan Singapura. Hal ini membuka peluang bagi industri film Indonesia untuk bersaing lebih luas di dunia internasional.

Dengan kualitas produksi yang tinggi dan cerita kaya akan unsur budaya, Petaka Gunung Gede membuktikan bahwa film horor lokal bisa mengundang ketertarikan global.

Film ini bukan hanya menyajikan teror mistis, tetapi juga mengajak penonton untuk lebih mengenal dan menghargai warisan budaya Indonesia. Budaya yang sarat dengan cerita rakyat dan mitos yang telah lama ada.